tag:blogger.com,1999:blog-33760515483926211062024-02-08T04:50:13.564-08:00Wirausaha Pensiunan dengan Jurus 3x5Pensiun memberi keleluasaan waktu yang apabila tak termanfaatkan dengan baik malahan dapat berdampak buruk pada kesehatan. Bisnis menjadi pilihan kegiatan yang layak dipertimbangkan, selain memberi kegiatan yang sehat ia juga dapat memberi penghasilan yang menyenangkan. Tentu saja kita harus pilih-pilih bisnis yang pasa untuk pensiunan. Selain dapat menghasilkan, ia pun harus memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kita.Bisnis seDjatihttp://www.blogger.com/profile/05012080485827524595noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-3376051548392621106.post-60231579748558915902008-05-19T17:13:00.000-07:002008-05-19T17:17:03.884-07:00Kiat-Kiat "Triple-5" Berbisnis untuk Pensiunan<strong>PENSIUN KAYA, SEJAHTERA, BAHAGIA<br />Djati Sutomo, http://bisnissedjati.blogspot.com</strong><br /><br />Sejak gonjang-ganjing krisis moneter pada 1997, pensiun telah mengancam siapa saja, baik karyawan yunior, senior, buruh sampai direktur. Ancaman inilah membuat banyak karyawan yang tak pernah berfikir bisnis, tiba-tiba mulai memutar otaknya. Hari gini sudah jamak orang mulai menimbang peluang berbisnis menjelang pensiun.<br />Sayangnya, banyak yang tanpa persiapan matang terjun ke gelanggang bisnis. Dari ribuan korban PT QSAR atau berbagai bisnis bodong lainnya antara tahun 2000 s/d 2007, di antaranya adalah para pensiunan yang tergiur mendapatkan penghasilan tetap di atas bunga deposito. Yang lain kehilangan uang karena bermitra dengan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, atau akibat sikap-sikap terlalu nekad, pede, dan menganggap remeh kesulitan berbisnis.<br />Walaupun tingkat kegagalan bisnis yang terjadi di kalangan pensiunan begitu tinggi , tetapi bisnis tetap menarik untuk dipertimbangkan. Saat ini (tahun 2008), kalau kita hanya mengandalkan pensiun dari perusahaan, atau membiarkan bank mengelola uang kita. Mungkin kita akan bersedih di masa tua. Kita menghadapi periode yang “aneh” dimana bunga yang ditawarkan oleh bank terlalu rendah untuk mengejar inflasi. “Uang-uang malas” kita yang ber-leha-leha di bank atau dana pensiun sangat tak bisa diandalkan pada saat pensiun nanti. Bayangkan harga emas pada awal 2007 baru Rp 200.000an, pada awal 2008an telah menembus Rp 300.000an per gramnya. Kenaikannya sebesar 30-35% % per tahun. Bandingkan dengan bunga deposito rupiah yang hanya berkisar 6% per tahun. . Jadi tampaknya kita harus mencari jalan untuk memacu uang agar lebih rajin bekerja!<br />Jalan yang menarik adalah bisnis. Tentu saja bukan bisnis ala para pemula muda yang masih mak nyus itu. Tetapi model binis yang dapat berjalan baik dan memberi rasa sejahtera dan bahagia. Seperti kisah ibu Sri Soelatiningsih dan suami, pasangan usia senja bercucu empat ini, masih giat mengembangkan bisnis kerajinan lukis dan mengikuti pameran-pameran dagang. Pasangan sepuh itu tampak berbahagia, Bu Sri membuat produk kerajinan, sang suami menorehkan lukisannya di atas produk-produk itu. Atau Pak Bardi, pensiunan perwira menengah Koramil Banjar berusia 62 tahun ini kini menikmati bisnis tambak udang galahnya yang sangat menguntungkan dan menjadi koordinator paguyuban petambak di desa Karya Mukti, Banjar.<br /><br /><strong>Lima Kunci Sukses Bisnis<br /></strong>Walau kita telah memasuki senjakala kehidupan, tetapi business is business. Agar sukses berbisnis kita harus mengikuti semua kaidah bisnis. Maka secara teknis dan kelayakan, bisnis harus disiapkan dan diuji sehingga akhirnya bisnis dapat berjalan dengan baik.<br />Penulis menyarankan beberapa faktor kunci teknis bisnis yang harus dipertimbangkan oleh para pensiunan, yakni:<br />Potensi pasarnya harus baik, cek trafik yang lewat, tinjau usaha yang telah berjalan, lihat perilaku pelanggan.<br />Bahan baku dan teknologi produksi dapat diadakan dengan upaya yang wajar.<br />Tenaga terampil dan SDM dapat diadakan dari lingkungan sekitar.<br />Keuangan/Modal mencukupi, dapat disisihkan 25-30% dari tabungan pensiun.<br />Konsep usaha yang berbeda, beda dengan yang ada merupakan kunci sukses bisnis pemula.<br />Apabila kita mampu menguraikan faktor-faktor kunci di atas itu menjadi sebuah rencana usaha yang tertuliskan dalam 1 atau 2 lembar kertas, alangkah baiknya! Rencana bagaikan peta yang menuntun kita dalam perjalanan bisnis yang akan dilalui. Tentu saja ia bukan seperti peta geografis yang kaku, ia bersifat dinamis yang bisa disesuaikan dengan dinamika pasar dan bisnis.<br /><br /><strong>Lima Kunci Sejahtera</strong><br />Kesejahteraan merupakan konsep yang melampaui kekayaan. Meminjam konsep pak Tung Dasem, sejahtera tercapai jika kita dapat memenuhi gaya hidup normal kita tanpa bekerja secara aktif. Artinya tanpa menghabiskan waktu 8 sd 10 jam sehari secara full-time, kita dapat menghasilkan pendapatan yang layak. Saya tak ingin membicarakan tentang definisi berapa nilai uang yang layak diterima setiap bulannya, karena kebutuhan gaya hidup orang berbeda-beda, tetapi yang terpenting konsep ini penting bagi para senior yang seyogyanya sudah mulai mengurangi jam kerjanya karena pertimbangan usia atau yang lainnya. Jam kerja yang berkurang tetapi tetap mendapatkan penghasilan yang memadai merupakan intisari konsep sejahtera..<br />Beberapa kunci yang disarankan untuk mencapai kesejahteraan bagi para pensiunan adalah:<br />Manfaatkan aset yang dipunyai menjadi aset produktif bisnis semaksimal mungkin. Di antaranya adalah aset fisik misalnya tanah, bangunan, peralatan, atau stok bahan, aset intelektual & emosional, seperti pengetahuan, keterampilan, kebijaksanaan, kesabaran, ketelitian, aset sosial antara lain jaringan yang terkumpul selama ini baik dari pekerjaan maupun pergaulan, menjadi sumber untuk peningkatan pengetahuan maupun pemasaran.<br />Jadikan aset yang kita punyai memiliki nilai strategis dalam bisnis, sehingga posisi kita menjadi faktor kunci yang tak mudah digantikan oleh orang-orang operasional.<br />Jalankan suatu konsep bisnis yang sudah teruji secara menyeluruh atau sebagian, jangan memulai sebuah konsep yang bersifat coba-coba dan berisiko tinggi.<br />Kembangkan kader-kader operasional yang dapat mengurangi waktu keterlibatan operasional kita. Ingat kunci-kunci strategis tetap di tangan kita.<br />Berpeganglah pada strategi defensif dengan membangun benteng yang kokoh di sekitar aset kita untuk sewaktu-waktu menyerang secara selektif. Sebaiknya hindari strategi agresif total karena membutukan ketahanan mental dan sumber daya yang besar.<br /><strong>Lima Kunci Bahagia</strong><br />Masa lewat paruh baya (untuk tidak mengatakan tua) seyogyanya dipenuhi dengan rasa bahagia. Bahagia yang timbul dari rasa menyayangi apa yang kita kerjakan dan melihat hasil kerja kita bermakna bagi sesama dan di mata Tuhan. Maka rasa bahagia seyogyanya muncul pula dari usaha bisnis. Setiap detik dalam menjalani proses bisnis haruslah kita nikmati. Sedangkan bonus berupa output bisnis entah itu produk/jasa serta keuntungan yang menyertainya harus memberi makna. Alangkah indahnya kita dapat menapaki senjakala usia dengan bahagia sejati yang dapat menutup riwayat hidup dengan akhir yang baik.<br />Kebahagiaan dalam bisnis ini dapat diupayakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:<br />1. Pilihlah bidang bisnis yang paling cocok dengan sanubari yang paling dalam. Renungkan dalam-dalam, bersyukur kalau bidang itu merupakan keahlian kita selama ini karena tinggal diteruskan. Umumnya hobi yang selama ini dijalankan atau masih sebatas diangankan dapat menjadi bisnis yang cocok dengan sanubari kita.<br />2. Kuasai proses bisnis secara rinci dan mendalam. Karena penguasaan atas proses bisnis dapat menjadi kunci agar kita dapat menikmati setiap titik proses setiap detiknya.<br />3. Usahakan agar produk/jasa yang dibuat punya konteks kebermaknaan bagi masyarakat maupun Tuhan. Kalau buka warung usahakan agar ada misi yang baik, misalnya harga yang terjangkau sehingga bisa membantu guru dan anak-anak sekolah, atau produk-produk sehat tanpa bahan kimia berbahaya. Janganlah membuat produk yang menimbulkan konflik batin dengan sanubari kita.<br />4. Usahakan agar dari hasil bisnis ada yang kita sisihkan untuk zakat, derma atau sumbangan yang jumlahnya sesuai dengan keyakinan kita. Karena zakat adalah makanan spiritual yang bisa menciptakan kebahagiaan sejati.<br />5. Awalilah setiap kegiatan bisnis ini dengan niat yang baik dan tulus, sabar dan kuatkan mental dalam menjaga proses bisnisnya, dan selalu akhiri setiap kegiatan dengan rasa syukur karena Tuhan telah memberi yang terbaik.Bisnis seDjatihttp://www.blogger.com/profile/05012080485827524595noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3376051548392621106.post-21046149054406297812008-03-02T08:35:00.000-08:002008-03-02T08:43:15.712-08:00<strong>MENCAPAI KESUKSESAN SEJATI</strong><br /><strong><em>Spiritual Quotient (SQ) bagi Entrepreneur</em><br /></strong><br /><em>Jika kita memperhatikan bagaimana alam bekerja, senantiasa memperbaharui diri, tak ada yang bisa dilakukan kecuali belajar (Bernie Siegel, M.D.)<br /></em><br />Dunia bisnis yang penuh persaingan demi pencapaian prestasi individu, seringkali berujung pada perasaan tak bermakna bagi para pelakunya. Tampaknya kebahagiaan merupakan sisi emosi yang sering terlupakan, orang merasa sukses tapi tak bahagia. Baru akhir-akhir ini berkembang konsep kecerdasan spiritual yang dipopulerkan oleh Donah Zohar dan Ian Marshal yang mencoba memahami manusia dari sisi yang paling dalam, yakni dunia ruhani yang biasanya menjadi urusan agama.<br /><br />Era modern ternyata menyadarkan pentingnya penggalian kecerdasan dan kompetensi yang berasal dari titik Tuhan (God’s Spot). Selain memberi keuntungan dalam jangka panjang, pendekatan ini lebih akrab dengan lingkungan, berusaha memuaskan semua pihak-pihak yang terlibat (stake holder), dan memberi makna sehingga menciptakan kebahagiaan bagi para pelakunya.<br /><br />Maka kita bisa melihat semakin maraknya program-program pengabdian sosial, pemberdayaan masyarakat, serta giatnya berbagai acara keagamaan di sela-sela kesibukan kantor. Undangan terus mengalir bagi Deepak Chopra atau Sri Ravi Shankar, spiritualis modern, untuk berbicara di forum-forum bisnis Amerika. Di tanah air, jadual tim pengajar MQ AA Gym dan ESQ Ary Gymnatsiar pun tampak selalu padat melayani permintaan pelatihan dari berbagai perusahaan.<br /><br /><strong>Apa Perlunya?<br /></strong>“Boro-boro ngerjain yang halal, yang haram saja susahnya minta ampun,” keluh salah seorang rekan yang banyak berkecimpung di dunia pengadaan yang sarat dengan mark-up, sogok menyogok dan entertainment yang secara moral kurang patut. Barangkali keberanian untuk menyambar bisnis-bisnis bernuansa hitam atau abu-abu itu dapat menghantarkan seseorang cepat melejit menjadi pebisnis besar, namun hati-hati dengan luka jiwa yang secara tak sadar telah tergores. <br /><br />Luka jiwa inilah yang umumnya dapat menimbulkan berbagai penyakit mental seperti stress, depresi, kalut, gelisah, takut, khawatir, dan penyakit psikosomatis lainnya. Belum lagi yang diakibatkan oleh penyakit mental tadi kepada masalah fisik. Banyaknya penelitian akhir-akhir ini yang mengaitkan antara masalah mental spesifik dengan problem-problem organ tubuh tertentu.<br /><br />Demikian pula pertimbangan kemashalatan usaha tidak hanya untuk pemilik modal, tetapi juga untuk pelanggan, karyawan, masyarakat sekitar dan unsur-unsur publik yang tak terkait langsung. Pertimbangan terhadap seluruh stake holder ini tentu dapat menjamin keberlangsungan (sustainability) dan perkembangan usaha dalam jangka panjang.<br /><br /><strong>Apa Yang Mesti Dilakukan?</strong><br />Dalam tradisi Islam, keteladanan berbisnis secara terpuji diberikan oleh Nabi Muhammad SAW yang adalah seorang pedagang ulung. Demikian pula kisah Ordo Ksatria Templar dalam dunia Kristen yang membawa spirit kekristenan pada saat perang maupun damai. Atau kisah Sang Budha Ketawa (Jaelahud) yang meski telah mencapai Nirvana, ingin turun ke bumi menebarkan Darma. Jiwa yang tercerahkan akan membawa kita pada perjuangan hidup sehari-hari menuju sukses diiringi rasa bahagia karena perasaan bernilai di depan Tuhan dan manusia yang memberi rasa kebermaknaan.<br /><br />Hendricks dan Ludeman dalam bukunya Corporate Mystics memberi karakter pebisnis-pebisnis yang berorientasi spiritual yang terdiri dari dua belas karakter di bawah ini.<br /><br /><em>Kejujuran total</em>, kejujuran menjamin terjalinnya kepuasan, kesetiaan dan relasi jangka panjang dengan pelanggan. Bahkan kepada pelanggan yang sangat rentan terhadap pembohongan – misalnya pembeli produk-produk teknologi – pebisnis pun akan berkata jujur, kalau perlu memberi edukasi yang diperlukan.<br /><br /><em>Fairness</em>, kewajaran dan keadilan. Dalam semua transaksi dilibatkan pertimbangan kepentingan orang lain seperti pelanggan maupun karyawan. Hasilnya adalah kewajaran dan keadilan, misalnya dalam penetapan harga, ditentukan harga yang wajar yang memberi keuntungan bagi semua pihak.<br /><br /><em>Pengetahuan Diri</em>. Kecenederungan para wirausahawan yang sangat sibuk dengan kegiatan bisnisnya, sehingga tak punya waktu untuk diri sendiri. Dengan meluangkan waktu secara teratur untuk meneksplorasi diri kita lebih paham tentang potensi, intuisi dan keberanian melihat diri apa adanya.<br /><br /><em>Fokus pada Kontribusi</em>. Budaya materialisme yang berkembang pesat membuat kebanyakan orang hanya memikirkan apa yang akan kuperoleh dari sebuah hubungan? Bukan apa yang akan kuberikan pada orang lain. The power of giving ternyata memberi nilai yang luar biasa utnuk terbangunnya bisnis dalam jangka panjang. Orang-orang yang merasa sangat, sangat puas akan menjadi pembela-pembela yang tangguh di masyarakat.<br /><br /><em>Spiritualitas non-dogmatik</em>. Spritualitas sifatnya universal, bersemayam di hati semua orang tak peduli latar belakang agama, tanpa sekat dan tanpa pamrih. Keleluasaan karena memandang semua manusia sama seperti dirinya juga menimbulkan cinta yang tulus terhadap manusia, kemanusiaan dan kehidupan. Lahan bisnis menjadi luas terbentang, karena semua manusia berpotensi menjadi mitra dan pelanggan.<br /><br /><em>Lebih banyak hasil dengan sedikit usaha</em>. Perhatian yang sangat besar terhadap masa kini, yakni pekerjaan yang sedang ditangani, membuat kita dapat menyingkirkan benalu-benalu pikiran yang berasal dari masa lalu maupun masa depan. Pekerjaan dapat ditangani dengan focus,rasa nyaman dan inilah pangkal efisiensi. Belum lagi efisiensi yang berlipat ganda karena dukungan banyak pihak yang pernah bersinggungan dengan layanan kita.<br /><br /><em>Membangkitkan yang terbaik bagi diri dan orang lain</em>. Keyakinan adanya sesuatu yang maha sempurna yang bertahta dalam hati manusia, membuat kita terdorong untuk terus berupaya kea rah keunggulan (excellence). Perjalanan ke arah kesempurnaan tak pernah berhenti, perjalanan itulah yang terus menerus diupayakan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.<br /><br /><em>Keterbukaan terhadap`perubahan</em>. Kesempurnaan adalah tujuan, tugas kita adalah terus berjalan. Masa kini adalah yang titik`perhatian kita. Masa lalu dan masa depan biarlah terjadi. Hanya perubahan yang mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan dan menyiasati watu (masa).<br /><br /><em>Cita Rasa Humor</em>. Hanya rasa humor yang membuat kita menyadari kesempurnaan idealisme, dan keterbatasan kemanusiaan kita dengan cara yang sehat. Tingkat seberapa sering orang bercanda dipercaya merupakan indikasi kesehatan sebuah tim atau bisnis.<br /><br /><em>Visi jauh ke depan dan Fokus yang cermat</em>. Tak banyak orang bias menggabungkan membuat visi besar di masa depan dan focus atas pekerjaan di depan mata. Seorang pebisnis spiritual mampu terus memegang visi dan menjalani realitas masa kini, dan menangani kemusykilan yang sering menyertainya.<br /><br /><em>Displin diri ketat</em>. Disiplin yang didorong oleh kegairahan dan semangat yang membara dalam diri, bukan paksaan atau tuntutan dari eksternal. Motivasi yang tercipta oleh tujuan-tujuan yang jelas akan menciptakan disiplin yang adaptif dan tidak kaku.<br /><br /><em>Keseimbangan antar diri, keluarga,`pekerjaan dan masyarakat</em> akan senantiasa dijaga oleh pekerja spiritual. Ketidakseimbangan cepat atau lambat akan menciptakan kekacauan. Yang bila tak terkendali berpotensi menghancurkan usaha. Pertimbangan yang lebih jangka panjang tak pelak lagu harus seimbang seperti simbol Yin-Yang dalam tradisi Tao.<br /><br />Jelas sudah kita tak perlu ragu-ragu berbisnis dengan basis spiritual, tak ada yang salah secara teori, semuanya mulia karena sesuai hati nurani. Kalau Anda terpeleset atau tergoda karena mengabaikan spiritualitas, sebagai entrepreneur kalau sedang jatuh inilah saatnya Anda bangkit lagi. Apalagi selalu terbuka pintu maaf dan taubat. Anugerah akan kita terima, sekarang juga berupa kebahagiaan, secara jangka panjang berupa bisnis yang langgeng. (CakDjati)Bisnis seDjatihttp://www.blogger.com/profile/05012080485827524595noreply@blogger.com1